Perusahaan Melakukan PHK Karena Terlalu Banyak Merekrut Karyawan

PHK Karyawan Karena Terlalu Banyak Merekrut Karyawan


Dalam bisnis perubahan bisa terjadi kapan saja, rencana yang dibuat dengan sangat matang dan bahkan sudah menggunakan konsultan kelas dunia pun bisa saja salah karena kondisi yang berubah. 

Ketika kondisi berubah, terjadilah shifting strategi perusahaan dimana ada department yang harus ditutup atau bahkan bisnis unit yang ditutup. Dampaknya apa? Ya PHK sebagian karyawan. Baik kah? Menurut saya ini baik, kenapa? Karena jika tidak PHK sebagian karyawan, bisa saja perusahaan justru collapse dan menyebabkan seluruh karyawan terdampak yg malahan dampaknya tidak bisa bayar pesangon karena perusahaan krisis keuangan dan akhirnya bangkrut.

Disaat kapal terkena badai yang sangat besar ditengah lautan, cara terbaik untuk menyelamatkan kapal agar tidak tenggelam adalah membuang sebagian muatan kelaut agar meringankan beban kapal. Ini dilakukan agar seluruh kapal tidak tenggelam, dan ini hanya dilakukan dalam kondisi darurat. 

Kenapa saat ini banyak perusahaan startup yang melakukan efisiensi? Ya karena beberapa model bisnis mereka sampai hari ini belum menghasilkan keuntungan yang stabil, banyak perusahaan startup yang mengandalkan dana investor baru untuk membiayai pengembangan perusahaan. 

Dana tersebut sebelumnya mudah didapatkan karena banyak perusahaan VC yang ingin berinvestasi, tapi ketika kondisi ekonomi kembali memburuk tiba-tiba perusahaan VC lebih hati-hati dalam menginvestasikan uangnya dan akhirnya terjadilah krisis seperti ini yang menyebabkan PHK.

Tapi, itu kan artinya salah pemimpinnya karena recruit banyak orang diawal-awal? Ya saya setuju, tapi pasti kan pemimpinnya pun punya visi untukk membesarkan perusahaan yang tentunya butuh banyak tenaga kerja. Tapi ketika situasi berubah menjadi kondisi darurat, mau tidak mau visi tersebut harus dirubah dan beberapa department yang memberatkan perusahaan harus dipotong supaya perusahaan bisa tetap survive. 

Disisi yang lain, perusahaan startup juga memiliki cost yang tinggi dibidang sumber daya manusia, sehingga ketika muncul analisa beberapa cost center yang overpaid, maka pastinya akan dilakukan proses efisiensi. Btw ini bukan cuman di Indonesia, tapi diperusahaan technology diseluruh dunia pun saat ini melakukan hal yang sama.

Jadi ya begitulah kondisi perusahaan technology saat ini, ketika technology yang mereka bangun sudah cukup mature dan tidak membutuhkan sumber daya manusia sebanyak dulu, maka perlahan tapi pasti akan dilakukan pengurangan karyawan. Entah itu melalui cara extream seperti PHK ataupun dengan cara tidak memberikan manpower tambahan saat ada karyawan yang resign.

Semoga bermanfaat.
Link copied to clipboard.